Rasa-rasanya tak ada hal yang lebih menyenangkan daripada mengisi kembali energi saat melakukan perjalanan jauh dengan berhenti sejenak untuk melepas lelah sekaligus menuntaskan lapar dan dahaga di tempat yang TEPAT. Siapapun, terutama bagi yang suka melakukan perjalanan jauh melewati kota atau kabupaten pasti punya tempat favorit. Makan enak, kenyang puas semangat pun terisi lagi, iya kan?
Nah, satu tempat favorit saya ketika bolak-balik perjalanan dari kota Surabaya ke Bojonegoro adalah Rumah Makan Kaliotik yang berada di kota Lamongan. Berasa pas bener ibaratnya, karena jarak tempuh dari Surabaya ke kota ini berjarak sejam begitupula dari Bojonegoro hampir sama. Itu pun kalau nggak dihadang macet ya. Jadi semisal berangkat pagi-pagi, biasanya masih males makan, pas deh mampir kesini untuk sarapan. Penyebutan Rumah Makan ketimbang Restoran pun terasa pas, walau nggak beda jauh, selain menu rumahan, suasana rindang dan bersih terasa begitu memasukinya. Highlight-nya adalah rak sajian makanan dengan lampu temaram bergaya Sunda, atap anyaman, coretan kapur bertuliskan menu spesial serta kadang terdengar instrumen musik Sunda menambah kesejukan untuk melepas penat dan lapar.
Soal arti namanya, saya sendiri kurang yakin mengacu kepada apa. Bisa juga nama daerah sekitaran situ. Yang jelas RM. Kaliotik cukup bersejarah karena sudah berdiri sejak tahun 1965-an. Tak heran, dari cerita-cerita orang-orang tua yang saya dengar pun bermula sebuah tempat/warung sederhana yang katanya dulu hanya menjual sate, gulai sama pecel, dan lagi, katanya memang enak. Apalagi sekarang setelah mengalami banyak perombakan dengan ruang yang makin besar dan pilihan menu yang makin beragam. Kalau dipikir-pikir, mampir sedari kecil, saya merasa beruntung bisa ikut menikmati perombakan yang sekarang dan sebelumnya, dengan rasa yang sungguh tak berubah, tetap enak.
Kalau datang pagi-an, menunya lengkap melimpah juga mengepul nikmat. Kalau malam pun tak khawatir kehabisan, asal lewatnya nggak diatas jam delapan masih buka. Menu yang disediakan beragam. Banyak sekali. Dari yang berkuah disajikan sop, kare, rawon, gulai, jangan..eh, sayur bening, sayur asem, sayur mangut *psst...kalau orang Jawa Timur-an menyebutnya jangan...bukan jangan = tidak tetapi jangan itu artinya sayur. Mau ambil sepuasnya silakan, yang penting bisa menghabiskan. Menghargai juga kan? Begitu pula lauk-pauknya, kalau serakah dijamin kekenyangan, buat yang jualan sih gapapa senang bayarnya berlipat hehe... Dari sate, puyuh, ayam kecap, tahu tempe goreng dan bacem, pelas /dadar jagung, pepes, iwak teri, rendang, tumis kerang, ikan, tempe gembus, telur dadar, otak dan sumsum sapi goreng, terong penyet. Ini nggak bermaksud pamer lho, cuma nghapalin yang diinget *lol* Biar lebih nendang, jangan lupa lalapan segar dan sambel terasinya yang nendang abis di lidah bercampur dengan kucuran jeruk purut berasa kecut menyegarkan! Duh..duh...bakal endut kalau 'kalap' beneran.
Untuk nasinya, apapun lauk yang diambil makin berasa spesial deh karena selain nasi putih, mereka juga menyajikan nasi beras merah dan nasi jagung. Masing-masing di dalam rice cooker berukuran besar. Lagi-lagi saya suka kalap kalau bisa ambil sepuasnya. Mentang-mentang beras merah nggak bikin gemuk ambilnya sepiring penuh hehe... Saya sendiri favorit nge-colek sop pakai lauk ikan teri -asin renyah tapi gak bau amis-, otak sapi goreng (subyektif sih, tapi ini juaranya saya mesti nggak bisa saban lewat di depannya) ditambah tempe gembus dan sambel. Hangatnya kuah sop-nya pun berasa makin nikmat kala bercampur sambal. Sederhana tapi nikmat. Apalagi untuk sarapan pagi lebih baik tidak terlalu banyak dan mengenyangkan. Kalau lagi bosan, menyeruput kuah gulai/rawon lengkap dengan daging empuk juga bisa jadi pilihan nikmat. Selain itu ada juga menu spesial yang bisa dipesan atau disajikan selepas jam tertentu. Untuk meredam rasa haus, es teh/teh hangat/jeruk manis jadi pilihan umum. Lebih meriah coba memesan es campur khas-nya Kaliotik atau yang berbau jamu seperti es beras kencur. Soft drink juga tersedia disini. Ini yang saya suka kalau pesan es teh manis, manisnya nggak pelit gula. Sepele sih tapi memberikan kesan. Sebal juga kan kalau udah bilang manis tapi nanggung sewaktu diminum?*mungkin si mbak-nya harus saya senyum manis-in dulu ya...
Selain pelayanan yang cepat dan ringkas, -cocok bagi anda yang terburu-buru juga- kebersihan juga diutamakan. Soal harga? Nggak pricey. Alias nggak mahal. Bagi saya standar kok. Bahkan saat seringkali kepergok makan di tempat yang salah, saya malah merasa disini jauh lebih murah nyatanya. Kalau dulu sistem pembayarannya menggunakan semacam kartu *seperti di foto* jadi setelah mengambil lauk, tamu mendapat kartu berjumlah harga yang harus dibayarkan. Sekarang sistim ini dihapus, tamu langsung membayar sebelum makan. Biasanya sekali makan bertiga, rata-rata saya hanya membayar lima puluh ribu lebih sedikit. Tergantung banyak lauk/daging yang diambil. Tapi toh, jaminan rasa dan kenyamanan, sudah pasti nggak menolak untuk selalu rindu kembali kesini.
Dari masa ke masa. Kaliotik.
Soal arti namanya, saya sendiri kurang yakin mengacu kepada apa. Bisa juga nama daerah sekitaran situ. Yang jelas RM. Kaliotik cukup bersejarah karena sudah berdiri sejak tahun 1965-an. Tak heran, dari cerita-cerita orang-orang tua yang saya dengar pun bermula sebuah tempat/warung sederhana yang katanya dulu hanya menjual sate, gulai sama pecel, dan lagi, katanya memang enak. Apalagi sekarang setelah mengalami banyak perombakan dengan ruang yang makin besar dan pilihan menu yang makin beragam. Kalau dipikir-pikir, mampir sedari kecil, saya merasa beruntung bisa ikut menikmati perombakan yang sekarang dan sebelumnya, dengan rasa yang sungguh tak berubah, tetap enak.
Kalau datang pagi-an, menunya lengkap melimpah juga mengepul nikmat. Kalau malam pun tak khawatir kehabisan, asal lewatnya nggak diatas jam delapan masih buka. Menu yang disediakan beragam. Banyak sekali. Dari yang berkuah disajikan sop, kare, rawon, gulai, jangan..eh, sayur bening, sayur asem, sayur mangut *psst...kalau orang Jawa Timur-an menyebutnya jangan...bukan jangan = tidak tetapi jangan itu artinya sayur. Mau ambil sepuasnya silakan, yang penting bisa menghabiskan. Menghargai juga kan? Begitu pula lauk-pauknya, kalau serakah dijamin kekenyangan, buat yang jualan sih gapapa senang bayarnya berlipat hehe... Dari sate, puyuh, ayam kecap, tahu tempe goreng dan bacem, pelas /dadar jagung, pepes, iwak teri, rendang, tumis kerang, ikan, tempe gembus, telur dadar, otak dan sumsum sapi goreng, terong penyet. Ini nggak bermaksud pamer lho, cuma nghapalin yang diinget *lol* Biar lebih nendang, jangan lupa lalapan segar dan sambel terasinya yang nendang abis di lidah bercampur dengan kucuran jeruk purut berasa kecut menyegarkan! Duh..duh...bakal endut kalau 'kalap' beneran.
Untuk nasinya, apapun lauk yang diambil makin berasa spesial deh karena selain nasi putih, mereka juga menyajikan nasi beras merah dan nasi jagung. Masing-masing di dalam rice cooker berukuran besar. Lagi-lagi saya suka kalap kalau bisa ambil sepuasnya. Mentang-mentang beras merah nggak bikin gemuk ambilnya sepiring penuh hehe... Saya sendiri favorit nge-colek sop pakai lauk ikan teri -asin renyah tapi gak bau amis-, otak sapi goreng (subyektif sih, tapi ini juaranya saya mesti nggak bisa saban lewat di depannya) ditambah tempe gembus dan sambel. Hangatnya kuah sop-nya pun berasa makin nikmat kala bercampur sambal. Sederhana tapi nikmat. Apalagi untuk sarapan pagi lebih baik tidak terlalu banyak dan mengenyangkan. Kalau lagi bosan, menyeruput kuah gulai/rawon lengkap dengan daging empuk juga bisa jadi pilihan nikmat. Selain itu ada juga menu spesial yang bisa dipesan atau disajikan selepas jam tertentu. Untuk meredam rasa haus, es teh/teh hangat/jeruk manis jadi pilihan umum. Lebih meriah coba memesan es campur khas-nya Kaliotik atau yang berbau jamu seperti es beras kencur. Soft drink juga tersedia disini. Ini yang saya suka kalau pesan es teh manis, manisnya nggak pelit gula. Sepele sih tapi memberikan kesan. Sebal juga kan kalau udah bilang manis tapi nanggung sewaktu diminum?*mungkin si mbak-nya harus saya senyum manis-in dulu ya...
Selain pelayanan yang cepat dan ringkas, -cocok bagi anda yang terburu-buru juga- kebersihan juga diutamakan. Soal harga? Nggak pricey. Alias nggak mahal. Bagi saya standar kok. Bahkan saat seringkali kepergok makan di tempat yang salah, saya malah merasa disini jauh lebih murah nyatanya. Kalau dulu sistem pembayarannya menggunakan semacam kartu *seperti di foto* jadi setelah mengambil lauk, tamu mendapat kartu berjumlah harga yang harus dibayarkan. Sekarang sistim ini dihapus, tamu langsung membayar sebelum makan. Biasanya sekali makan bertiga, rata-rata saya hanya membayar lima puluh ribu lebih sedikit. Tergantung banyak lauk/daging yang diambil. Tapi toh, jaminan rasa dan kenyamanan, sudah pasti nggak menolak untuk selalu rindu kembali kesini.
Dari masa ke masa. Kaliotik.
0 komentar:
Post a Comment