Menikmati menonton drama yang berbau atau berlatar-belakang kuliner mau tak mau tak hanya membuat lapar mata tetapi juga perut kita. Salah satunya drama Jepang ini. Osen. Judulnya singkat bahkan mungkin bisa salah dikira sebagai oden (nama hidangan berkuah populer Jepang) terlebih jika seperti saya penggemar makanan tradisional Jepang. Seperti apa menariknya kisah drama ini? Selain dibintangi aktor dan aktris berbakat dan populer seperti Yu Aoi, Hiroki Uchi, Osamu Mukai, Saori Yuki dan sejumlah nama yang tidak asing bagi penggemar drama Jepang, karakterisasi yang kuat dan kentalnya nilai tradisional yang disampaikan. Drama ini merupakan adaptasi dari manga (komik Jepang) berjudul sama karya Kikuchi Shota. Nama Osen sendiri berasal dari penggabungan sebutan Okami (the lady owner) dengan nama Handa Sen, sang heroine, sehingga disebut-lah Osen. Karakternya yang unik, seunik desain gambar yang diciptakan Kikuchi-senpai. Namun disinilah perbedaannya, terutama bagi yang pernah dan duluan membaca versi manga-nya akan menemukan perbedaan besar dengan dorama semisal, Osen digambarkan lebih menawan, anggun dan halus mengikuti real personality di dunia nyata, yang justru menjadi nilai plus dalam dorama ini. Siapa sih yang tak tertarik melihat kecantikan young Okami ini?
Dengan latar cerita di sebuah restoran tradisional Jepang dan permasalahan beberapa karakternya, Osen memberikan penghiburan akan bagaimana pandangan dunia luar terhadap masakan tradisional Jepang di era sekarang ini yang mulai tergusur dengan segala kemudahan dan budaya yang instan yang lebih disukai oleh masyarakat, seperti kita bisa menemukan begitu banyak bangunan dan gedung bertingkat, restoran modern hingga bermacam-macam penemuan Jepang (terutama mesin penjual yang mampu menjual pisang segar sekalipun!). Hal ini membawa dampak pada pelestarian nilai-nilai tradisional yang berkaitan dengan hidangan Jepang karena menggeser mindset masyarakatnya untuk lebih menyukai kepraktisan dan menjadi kurang menghargai usaha keras untuk memberikan rasa asli yang pernah ada. Seperti yang disebut di episode awal dan akhir... they've got everything here in Japan...
Selain kentalnya unsur tradisional, kekuatan dan keakraban setiap karaktenya memberi nilai tersendiri, ditambah instrumen musiknya mengugah semangat yang sangat pas di setiap momen membuat Osen menjadi drama yang segar dan menghibur. Sedikit disayangkan drama ini hanya terdiri dari 10 episode. Cukup pendek bila dibandingkan drama di negara lain semisal Korea dan Taiwan (ah setidaknya tidak sepanajaaang drama (baca: sinetron) Indonesia yang tidak kunjung selesai) sayangnya ending di episode terakhir terasa lepas dan tidak memberikan kepastian ending yang mengenyangkan. Karena menonton Osen sedari awal seperti tengah menikmati hidangan menyenangkan hinga tanpa disadari jamuan berakhir, dan terasa masih kurang. Tapi apapun itu, banyak hal yang bisa dipetik dan dipelajari.
...Chopstick Episodes
* spoiler alert
Episode 1 - Natural Okami versus Microwave Queen
Diawali dengan adegan naratif tentang betapa mudahnya menemukan makanan instan dan serba praktis di Jepang. Perkenalan pertama Yoochan dengan Osen sangat komikal saat Osen salah mengerti tentang slow-food dan bertkenalan dengan penghuni Isshouan lainnya. Karena merasa tidak terima kemampuannya tidak dianggap, Yocchan marah dan memilih keluar sebelum akhirnya ia kuatir ketika mengetahui Osen diundang berduel menghadapi koki wanita yang dikenal kepraktisannya dalam memasak hanya menggunakan microwave. Pada akhirnya melalui episode ini Osen mengajak berpikir apakah makanan yang praktis dan terlihat lebih baik juga enak masih bisa disebut sehat bahkan bila hanya menggunakan bahan sisa kemarin / diproses lagi. And Yoochan expression said that enough...
Episode 2 : Battle of Okamis - Hellish Miso Making
Episode ini diawali dengan kedatangan Ookami yang mendadak membuat seisi penghuni Isshouan riuh menyiapkan sarapan yang terbaik. Yocchan kesal karena dikomentari tidak berguna oleh Ookami, Osen meminta Yoochan membantunya membuat miso paste yang baru. Di waktu yang sama, Yoochan bertemu rekan lama bersantap di Isshouan dan tengah mengalami masalah kekakuan komunikasi dengan istrinya. Untuk pertama kalinya Yocchan melihat Osen salah tingkah ketika ditanyakan kisah asmaranya disaat membantu Osen memilah biji kedelai yang baik. Kesalahpahaman karena merasa tidak dihargai membuat Yocchan memilih kabur dan menumpang tinggal di rumah rekannya dan membantunya memasak sup miso lezat. Hal ini mengingatkannya pada Osen. Karena masih kesal terhadap anggapan Ookami, Yoochan meminta rekannya memberitahu mereka bahwa dia berguna namun sebaliknya semua berakhir baik setelah memahami betapa perhatian Osen terhadapnya. Di episode ini selain belajar mengenal asyiknya mengolah kedelai menjadi miso yang enak, Osen juga mengajarkan bagaimana membuat sup miso sederhana namun lezat dan hal itu mencairkan kebekuan hubungan rekan Yocchan dengan istrinya.
Episode 3 : The Secret of Famous Tororo Rice
Semua bermula ketika Yocchan bertemu Ryu-san yang mengerjainya. Hal itu diceritakannya pada penghuni Isshouan keesokan harinya. Nama Ryu yang disebut Yocchan membuat Seiji-san tersentak dan membuat Osen kuatir sehingga menelepon sang Ookami. Tanpa mau menceritakan alasannya, Osen menduga-duga apakah itu ayah kandungnya karena merasa heran Ookami melarangnya berkaitan dengan orang itu. Di saat yang sama, Isshouan memasang banner menu Tororo rice yang ternyata dulunya adalah hasil kreasi Ryu-san, ex-chef sekaligus senior Seiji-san ketika itu. Ternyata ia masih mendendam atas sikap Ookami di masa lalu yang mengeluarkannya. Osen mengajak Ryu-san bertemu dan menikmati makan siang di luar namun hal itu tidak mengurungkan kekesalannya terlebih Ookami memergoki mereka. Pada akhirnya Osen mengetahui dari Shizu-san bahwa Ryu-san terjerumus oleh kesombongannya setelah berhasil menyajikan hidangan mewah hingga mengangkat kepopuleran Isshouan. Namun karena lupa mementingkan rasa, pelanggan tetap mulai berkurang sehingga Ookami memutuskan mengangkat Seiji-san menjadi head chef yang baru. Ryu-san malah melukai tangannya karena berkelahi ketika mabuk melampiaskan kekesalannya. Hal itu membuatnya tak lagi mampu bekerja dan diberhentikan Ookami. Osen yang menyadari itu memutuskan mengundangnya menikmati hidangan Isshouan yang kemudian berakhir baik dengan kedamaian kedua belah pihak. Episode ini mengajarkan betapa pentingnya tidak melupakan apa yang terpenting, betapa waktu membantu memberi kesempatan memulihkan luka di masa lalu dan betapa pentingnya penghargaan yang terkadang berbeda nilainya bagi setiap pribadi.
Episode 4 : The Secret battle of Sukiyakis
Ada pertanyaan yang menggantung di benak Yocchan mengapa Isshouan tidak menghidangkan hidangan semacam Nabe di Isshouan, yang berakhir pada kesimpulan bahwa semuanya juga tidak pernah melihat Osen memasaknya. Pertanyaan yang diajukkan ketika mereka tengah menikmati Sukiyaki itu mengundang Chinpindo-san dan seorang planner yang kemudian berusaha keras membujuk Osen agar tertarik membuka cabang Isshouan. Karena Osen demam, mereka menunda pembicaraan itu dan memberi waktu utnuk berpikir. Pada akhirnya, Osen menjamu mereka dengan menyiapkan hidangan sukiyaki khas dirinya. Secara tidak langsung Osen memberitahukan maksudnya, yakni mengajarkan bahwa terkadang ada hal-hal yang memang bisa digandakan tetapi tidak bisa menggantikan kualitas, terlebih tempat dimana sebuah esensi berada, yang selalu memikat orang untuk kembali.
Episode 5 : The Impact of Shoddy Desserts
Diawali dengan kebingungan Osen yang bertemu gadis kecil misterius namun kerap menghilang tiba-tiba, membuatnya berpikir ini kejadian ganjil. Dilanjutkan kecerobohan Yoochan yang memecahkan sebuah piring berharga dan disusul gempa bumi yang cukup menakutkan. Osen kemudian memanggil Chouko-san, seorang perajin kayu dan ahli bangunan untuk memeriksa keadaan Isshouan. Satu masalah bertambah melibatkan Osen ketika diminta Kinoshita-san untuk menyambungkan komunikasi dengan putrinya yang hendak menjual rumah mereka yang bergaya kuno. Walau tahu tidaklah sopan mencampuri urusan orang lain, tanpa sengaja Yocchan, Tome dan Kenta mendengar hal yang tak diinginkan dari pengembang yang berniat jahat. Hingga akhirnya Osen memiliki ide untuk memberiitahu Kinoshita-san dan putrinya dengan cara mengundang mereka menandatangani kontrak sambil menikmati hidangan yang disangka kelas atas, padahal itu hidangan siap saji khas supermarket. Sebuah pelajaran bagus dari sang Okami sembari menunjukkan sisi ketegasannya. Hal itu akhirnya berhasil membuat Kinoshita-san dan putrinya kembali rujuk serta membatalkan merenovasi bangunan rumah kuno mereka. Episode ini bagi sebagian orang (atau negara tertentu) yang tidak memiliki warisan budaya bangunan kuno , kuno dalam artian memiliki sejarah mungkin susah dimengerti. Tekanan atas pembongkaran bangunan / rumah bergaya kuno menjadi isu serius di kala kemajuan budaya / bangunan modern. Namun disini menunjukkan betapa pentingnya penghargaan akan sebuah warisan, terlebih kenangan di dalamnya.
Episode 6 : The Eagerly Anticipated Hamburger Date
Omiai, istilah perjodohan yang diatur di jepang menjadi cerita episode ini. Karena kesalahpahaman, tanpa ragu Osen mengiyakan dirinya mengikuti omiai dan bertemu dengan Sendou Tamatsu, seorang profesor dan instruktur judo. Pertemuan pertama keduanya tidak berjalan mulus berubah menjadi keakraban setelah Osen mengajaknya minum bir bersama. Disitu Osen menyadari Sendou-san memiliki kegugupan saat menyumpit. Sementara yang lain merasa kuatir bagaimana Osen menikmati omiai tersebut. Pertemuan pertama yang saling memberi kesan itu berlanjut di sebuah restoran mahal, membuat Tome merasa cemburu dan mengajak kedua rekannya mengintip kencan Osen. Berkat dari ketidaksengajaan, mereka justru menyadari kebaikan dan kesungguhan Sendou-san. Bila di awal episode, Yocchan dan Osen memergoki Fuyu-chan tengah berkencan di restoran yang menjual menu hamburger steak, hal itu membuat Osen ingin mengajak Sendou-san ke restoran itu. Sebaliknya Sendou-san sendiri ingin berkunjung ke Isshouan. Karena merasa penasaran terhadap kisah asmara Osen dulu, Tome dan Yocchan menemui teman sekolahnya dan kembali tanpa mendapatkan apa-apa selain fakta dari Chipendo-san tentang kandasnya hubungan itu. Di Ishhouan, maksud baik Osen memberikan detail perhatian kepada Sendou jutru membuat hubungan keduanya tidak nyaman karena ia merasa kurang pantas bagi wanita secantik dan luar biasa seperti Osen. Pada akhirnya, hubungan mereka berakhir menjadi teman dan membuat Osen sedikit patah semangat.Untuk menghiburnya, Tome dan Yocchan mengajak Osen memasak hamburger steak untuk dinikmati bersama-sama dengan yang lain.
Episode 7 : Osen, Cruel Dismissal
Dimulai dengan bunyi desis hamburger steak yang dinikmati Yocchan, Osen dan Tome di restoran. Usai menyelesaikan seluruh pekerjaan mereka, Yocchan memanggil Osen karena menemukan guci misterius yang ternyata buatan Ookami yang berisi gabungan pasta garam. Merasa hebat karena memikirkan ide baru bersama Osen dengan penuh semangat, membuat Tome merasa iri dan mengajaknya menunjukkan skil mengiris yang malah mempermalukan Tome sendiri. Perasaan minder dan jengkel mengusik Tome membuatnya pergi minum di sebuah bar yang dikelola sepasang suami istri. Tanpa di sengaja ia memberitahukan pekerjaannya. Sebal melihat Yocchan berhasil membantu Osen menerapkan pasta garam itu sebagai acar dan mendapatkan pujian dari yang lain, Tome kembali lagi ke bar tersebut dan memutuskan membantu istri pemilik bar yang bekerja sendirian. Keceplosan mengenai pekerjaannya di Isshouan tidak lantas membuatnya dikagumi namun juga diragukan tak mampu membuat hidangan khas Ishhouan. Merasa kesal, Tome menjawab tantangan itu. Hal itu terdengar oleh Seiji-san dan menghukumnya. Kekecewaan yang semakin besar membuat Tome memutuskan keluar dari Isshouan dan bekerja di tempat lain. Sementara penghuni Isshouan yang lain bertanya-tanya, Osen mencoba menemukan menu baru yang pas dengan pasta garam tersebut. Karena tak seorang pun memberikan masukan yang bagus, Osen menemui Tome dan meminta bantuannya. Masalah antara Seiji-san dan Tome pun berakhir dengan haru.
Episode 8 : Rice Cooking is on Standby! Isshouan's Fuel Crisis
Osen mengajak Yocchan, Tome dan Kenta mengambil beras yang akan dipergunakan membuat nasi kepal untuk keperluan festival perayaan kuil. Di tengah perjalanan pulang mereka dicegat beberapa pendatang yang diminta bantuan menyemarakkan festival dan memaksa Osen untuk bersedia menaiki kereta kuil. Sementara itu Teru-chan mendapat undangan reuni teman-teman sekelasnya dan memutuskan untuk menghadirinya. Esok harinya, penghuni Isshouan dikejutkan kedatangan Fujiki, seorang editor kuliner yang tak lain teman sekelas yang dulu disukai Teru-chan. Karena merasa penasaran dengan metode memasak nasi buatan Teru-chan, Osen mempersilahkan ia melihat bahkan mencicipi kotokoto rice, salah satu menu yang hanya diketahui pelanggan tetap Isshouan. Walaupunt telah diperingatkan, Fujiki tetap memuat berita mengenai Isshouan dan menu nasi tersebut yang berakibat datang begitu banyak pelanggan yang memesan menu nasi tersebut. Merasa aneh, mereka akhirnya mengetahui sebanya dan membuat Teru-chan merasa bersalah. Ia memutuskan menemui Fujiki dan memintanya menghapus artikel itu. Isshouan pun mengalami masalah karena kehabisan jerami yang digunakan untuk memasak nasi sementara festival kuil semakin dekat.
Episode 9 : Dried-Bushi-Fish Prince's Necklace
Baik episode 9 dan 10 merupakan kesinambungan dengan permasalahan yang cukup besar. Diawali dengan keterkejutan penghuni Isshouan saat mengetahui Osen dibawa polisi setelah memukul penjual katsuobushi yang memberitahu bahwa mereka tidak akan lagi menyediakan katsuobushi yang selama ini selalu digunakan di Ishhouan. Merasa kesal karena anak pemilik penjual itu menipu konsumen dengan mengganti produk berbeda, Osen memukulnya secara emosi. Meskipun mendapat gantinya, Osen merasa tidak puas dan memutuskan mengunjungi langsung sang pembuat Yamajyou honkare-bushi, Yamajyou-san dan istrinya. Menghabiskan waktu bertukar kenangan dan keadaan (disini kita bisa mengerti dan belajar bagaimana rumitnya pembuatan dried bonito - katsuobushi yang sangat bagus) terungkap bahwa keadaan keuangan tak lagi menguntungkan terlebih ada seseorang yang ngotot ingin membeli lahan dan pabrik tersebut. Osen akhirnya mengetahui niat orang tersebut bukan hanya sekedar masalah lahan melainkan dendam masa kecil yang berhubungan dengan katsuobushi, dimana sang ayah memilih mengabaikan keluarga demi menjadi pembuat katsuobushi terbaik dan mengalahkan rivalnya yang tak lain Yamajyou-san sendiri. Karena gagal menunjukkan niat baiknya kepada orang itu, Osen mengundang Yamajyou-san dan istri menikmati katsuobushi terakhir kalinya (scene disini luar biasa menyentuh) namun karena permintaan, Osen memberanikan diri menjadi penghubung karena itulah tugasnya sebagai Okami.
Episode 10 : Okami Out of Bussiness? Isshouan Entertains One Last Time
Mewujudkan janjinya sebagai penghubung, Osen meminta penanda-tanganan dilakukan di Ishhouan. Di saat itulah, Osen menyiapkan jamuan dengan harapan mengingatkan orang itu untuk menyadari bahwa bukan kebencian tetapi rasa kehilangan yang dicari akan rasa katsuobushi milik ayahnya. Rencana itu berhasil namun di satu sisi membuat atasan, yang datang bersamanya dan membenci kenikmatan orang-orang terhadap makanan, menjadi murka. Isshouan mendadak ditimpa masalah keuangan karena tindakan atasan tersebut. Ia membenci idealisme Osen dan orang-orang yang dirasa lebih mengagungkan bahan makanan terbaik. Di sisi lain, Isshouan menghadapi problema yang juga melanda para pemilik bangunan lama di kawasan tersebut, mengeluhkan bahwa waktu telah siap menanti untuk menggusur mereka. Sementara itu, Yocchan kembali berurusan dengan rekan lamanya yang dulu memperkerjakannya, ia pun memutuskan untuk keluar dari Isshouan demi membantu Osen. Kebingungan menghadapi masalah tersebut, Ookami datang menguatkan tekad Osen menjadi Okami yang lebih baik untuk menjaga Isshouan. Setelah mengetahui bahwa anak laki-laki atasan itu tidak terbiasa menikmati makanan tradisional, Osen memutuskan menjamu keduanya dan dikejutkan bahwa semua makanan lezat itu dianggap oleh sang anak lebih enak dimakan dengan saus tomat botolan. Terkejut atau tidak, Osen berpesan kepada atasan itu berharap ia mengenalkan kepada anaknya akan bermacam-macam rasa yang bernilai penting. Akhir dari jamuan itu setidaknya meninggalkan tamparan bagi Osen tentang keberadaan Isshouan yang sewaktu-waktu bisa saja menghilang, bukan karena seseorang tetapi karena hilangnya 'rasa' yang diinginkan oleh orang-orang di luar sana. Untuk itulah Isshouan berdiri untuk menghubungkan dan memberi tahu keberadaan 'rasa' itu...
...Chopstick Characters
Handa Sen - Okami - Osen
Diperankan oleh aktris dan model Aoi Yu. Osen di versi drama ditampilkan sangat berbeda secara penampilan dan personality-nya. Dibalik keanggunan, menawan dan kelembutannya, the young Okami yang harus mengenakan kimono setiap harinya ini begitu suka dan kuat dalam urusan minum hingga mampu mengalahkan lawan laki-laki dalam sebuah adu minum. Sangat menyenangkan melihat ekspresinya kala menghabiskan segelas sake. Dibesarkan dan dilatih mandiri oleh sang ibu, walau masih muda Osen jelas menyukai tanggung jawab akan posisinya sebagai Okami, memperlihatkan ketegasan dan ketulusannya terhadap kualitas hidangan, bahan, rasa dan metode yang disajikan di restoran Isshouan yang sudah lama melegenda, bahkan sekalipun untuk itu ia rela berulangkali gagal dalam hubungan asmara. Aoi Yu mampu menafsirkan karakter Osen dengan sangat menarik, dimana Osen digambarkannya terkadang kekanakan, lugu namun di waktu yang saat ia dibutuhkan mengambil keputusan, ia begitu dewasa dan menawan, menjadikan Osen tampil menyentuh siapapun dengan tekad dan ketulusannya.
Ezaki Yoshio - Yocchan
Diperankan oleh Uchi Hiroki, aktor-penyanyi dan ex-member of Kanjani8 dan NEWS yang kini bersolo karir. Bermula dari kenangan masa kecilnya pernah menikmati hidangan Isshouan sepuluh tahun yang lalu, Yocchan berhenti dari pekerjaan yang dianggapnya menipu dan tidak mencerminkan antusiasme-nya terhadap the art of real cooking. Berbekal peta kanak-kanak dari sang kakek, ia akhirnya bertemu Osen yang kocaknya keliru menganggap slow food sebagai slow tofu ^^ Sedikit beda tipis pribadinya yang aktif dan atraktif, ceroboh tapi mampu memahami hal terpenting membuat Yoochan menjadi anggota Isshouan yang berarti. Ia juga menjadi pribadi yang paling dekat dengan Osen dan memahami betul ketulusan Okami itu terhadap Isshouan.
Takeda Tomekichi - Tome - Tome-san
Diperankan oleh aktor Osamu Mukai. Sebagai aktor yang banyak memerankan peran penting atau pendukung, sayangnya karakter Tome kurang berhasil ditonjolkan olehnya (lebih terlihat itu Osamu) di awal-awal episode. Sebagai sous chef, Tome diam-diam sangat perhatian kepada Isshouan dan Osen, bahkan terkadang cemburu terhadap keberadaan Yoochan. Di episode 7 berkisah tentangnya yang mengalami dilema akan kemudurannya sebagai koki meski telah lama bekerja di Isshouan.
Fujishiro Seiji - Seiji-san
Diperankan oleh aktor Sugimoto Tetta. Sebagai Head Chef, Seiji-san bersikap sabar namun tak segan untuk tegas kepada bawahannya. Dedikasinya untuk Isshouan tidak diragukan lagi untuk mendampingi Osen. Sepanjang episode ke 3, Seiji-san ikut terlibat menyelesaikan masalah ex-chef yang pernah bekerja dengan Handa Chiyo, ibunda Osen/O'okami.
Handa Chiyo - O'Okami
Diperankan oleh aktris Yuki Saori. Setelah mengalihkan posisinya sebagai Okami, ia memilih untuk tinggal terpisah dan selalu terlihat menikmati liburan bersama rekan-rekannya. Walaupun hanya tampil di beberapa episode, Handa tetap diceritakan mengawasi dan bertanya kabar dengan Osen lewat telepon. Pengalaman dan kebijaksanaannya selama bertahun-tahun mengelola Isshouan diwariskan kepada sang anak termasuk menyadari alasan mengapa Osen mau menerima Yocchan yang awalnya dianggap tidak berkemampuan.
Asai Shizu - Shizu-san
Diperankan oleh aktris Yo Kimiko. Bersama Seiji, Shizu-san menjadi sejarah yang menemani Okami ibu-anak. Ia bertanggung jawab menghidangkan teh, mengecek kebutuhan, mengurusi keuangan dan pemesanan tamu yang hendak bersantap di Isshouan dan membawahi ketiga pelayan wanita. Meski bernaluri keibuan dan sabar, di episode terakhir Shizu-san tak tahan lagi untuk mengeluarkan kemarahannya ketika kekacauan menimpa Isshouan.
Suzuki Teruko - Teru-chan (left)
Diperankan oleh aktris Suzuki Ranran. Salah satu dari tiga pelayan Isshouan. Suzuki bertugas menyiapkan nasi khas Isshouan yang terkenal enak karena dimasak secara khusus menggunakan jerami. Di episode 8, ia berjuang menyelesaikan masalah karena teman lamanya dan mengakibatkan restoran Isshouan dalam kekacauan. Sesekali ia memperlihatkan kepolosan terutama pemikirannya yang cukup lugu berbanding terbalik dengan ketulusan yang terpancar saat memasak nasi meski ia tidak boleh lengah mengawasi. Walaupun terlihat sebagai pribadi yang tegas, sejatinya ia seorang pekerja keras.
Wakisaka Tamako - Tama-chan (right)
Diperankan oleh aktris Morita Ayaka. Tidak banyak hal yang bisa diceritakan dari Tama-chan selain lebih banyak tampil bersamaan dengan yang lain saat memasak atau makan bersama, serta diperkenalkan di awal episode sebagai ahli-nya memasak oyako don, yaitu hidangan nasi dengan ayam dan telur, dan omelette.
Kubuta Fuyuka - Fuyu-chan (middle)
Diperankan oleh aktris Kudo Risa. Dibandingkan Tama-chan yang pendiam, Fuyu-chan lebih tampak seperti gadis Jepang normal yang lincah mengungkapkan pendapatnya. Ia pernah tertangkap basah kencan di luar oleh Yocchan dan Osen. Tugasnya menyiapkan sake dan mengatur segala peralatan makan yang digunakan di Isshouan.
Hasegawa Kenta - Kenta
Diperankan oleh aktor Okumura Tomofumi. Sebagai member Isshouan yang (terlihat) paling muda dan sering kena bully, Kenta justru jarang mengeluh dikala menjalankan tugas dan kewajibannya setiap hari. Ia terlihat akrab terhadap semua member Isshouan dan sangat menaruh hormat kepada Osen. Sebagai apprentice, walau hanya bertugas menyiapkan bahan dan membantu kelancaran proses memasak, keberadaannya sangat berarti bagi mereka.
everyone can cook,
but not everyone can understand how scrumptious the memory that being a part of it...
Disiarkan di NTV sepanjang bulan April - Juni 2008, Osen menjadi drama yang layak untuk disimak. Terlebih bagi pecinta kuliner tradisional Jepang (asal jangan mengharapkan melihat sushi atau sukiyaki), Osen bercerita lebih dari itu. Drama ini juga mengajak memahami betapa pentingnya rasa yang alami, ketika perkembangan jaman semakin mudah dan praktis, mindset yang bergeser juga mengubah karakter manusia di era sekarang menjadi lebih tidak sabaran dan egois. Dimulai dari betapa mahal dan berharganya bagian sayur-mayur, daging, ikan, metode memasaknya dan cara pembuatannya yang membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian tak sedikit. Dan terkadang hal itulah yang dilupakan oleh banyak orang bahkan para koki atau pemilik restoran yang lebih memilih mencari kemudahan tanpa menyadari bahwa ada rasa yang mulai hilang ditelan jaman dan waktu. Pertanyaannya, siapa yang salah? Apakah orang-orang yang berusaha mempertahankan tradisi ataukah orang-orang yang menyadari bahwa jaman telah berubah? Dan mungkin di luar sana juga banyak Isshouan yang mungkin cukup beruntung bisa diadaptasi lebih modern, hingga kita tidak menyadari jika kita sangat menikmatinya secara mewah. Pada akhirnya, sama seperti Isshouan yang memiliki arti bagi orang-orang terdekatnya, setiap hidagan yang kita makan terhubung tentang bagaimana itu dihasilkan dan dimasak dengan ketulusan. Mengajarkan kita arti untuk memahami 'rasa'.
Let's this tongue remember the taste, take over, and connect
This much of smell. This much of taste. This much of work
More than anything, this much of spirit.
I swear on Isshouan's legenday name, allow me to connect... ~ Osen
0 komentar:
Post a Comment